JAKARTA, RADARSUMBAR- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan bahwa dirinya merasa tidak reaktif dan emosional terhadap candaan Presiden Joko Widodo. Hal itu merujuk pada sejumlah pernyataan Paloh saat memberikan pidato untuk membuka Kongres ke-2 Partainya di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11) lalu.
Paloh mengatakan, saat memberikan pidato, dirinya tidak bermaksud untuk menanggapi candaan Jokowi terhadap dirinya yang merangkul Presiden PKS Sohibul Iman. Ia menjelaskan, dirinya hanya memberikan pencerahan.
“Nggak mungkin kita reaktif dengan Pak Jokowi. Artinya memang selalu bagaimana pun menawarkan alternatif pikiran-pikiran yang barang kali sesuatu mungkin menjadi bahan referensi baru,” kata Paloh kepada wartawan saat ditemui di area Kongres, Sabtu (9/11).
“Memberikan pencerahan itu baik,” tambah dia.
Pidato itu mendapat sejumlah reaksi dari partai-partai yang berada dalam koalisi pendukung Presiden Jokowi. Salah satunya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kendati demikian, Paloh menegaskan bahwa dirinya tidak berusaha untuk menyinggung partai berlambang banteng tersebut. Ia pun menjelaskan bahwa keberadaan kedua partai tersebut adalah sebagai sahabat.
“Enggak lah, kalau Pancasila kita anggap emosional ya siapa yang nggak marah bangsa ini. Mana mungkin, Pancasila alat pemersatu ideologi kita,” imbuh Paloh.
Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira yang menyatakan bahwa penyataan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang menuduh partai yang mengaku paling sesuai nilai Pancasila dan nasionalis namun dalam prakteknya berbeda terlalu emosional.
“Menurut saya, tuduhan SP (Surya Paloh) soal partai Pancasilais pun menjadi terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis,” kata Andreas dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11).
Dia menerangkan, tuduhan tersebut berawal dari sindirian Presiden Joko Widodo soal kemesraan Surya dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman di acara Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar pada Rabu (6/11).
Menurutnya, reaksi Surya terhadap sindiran Jokowi itu pun terlalu emosional karena membawa diskursus seolah persoalan kemesraan dirinya dengan Sohibul masuk ke wilayah ideologis partai politik di koalisi pendukung pemerintah. (SQ1)