KERITANG, RADARSUMBAR- Jembatan Lintas Jalai yang berada di Dusun Tuah, Desa Keritang, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) butuh perhatian serius dari pemerintah.
Jembatan sepanjang 70 meter dan lebar 4 meter membentang diatas Sungai Keritang yang seluruh badan jembatan berbahan kayu adalah hasil swadaya masyarakat setempat.
Berpuluh tahun lamanya masyarakat bergotong-royong untuk perawatan jembatan. Namun 5 tahun belakangan ini, masyarakat mulai lelah dengan perawatan karena sebagian bahan Jembatan yang sudah lapuk makan usia.
Kini keadaan jembatan semakin memperhatinkan, pasalnya hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Petani mengeluh karena hasil kebun mereka tidak dapat diangkut menggunakan mobil. Terpaksa petani mengeluarkan biaya tambahan agar hasil kebun bisa diangkut truck dengan cara di langsir menggunakan sepeda motor.
Perlu diketahui, Jembatan Jalai merupapakn penghubung 4 Desa, yaitu Desa Keritang, Desa Sekayan, Desa Petalongan dan Desa Sencalang. Begitu vitalnya jembatan ini.
Seperti di Desa Sekayan, tepatnya di Dusun Lemang, telah berdiri sekolah SD, SMP, SMA, yang mana sebagian murid-muridnya harus melintasi jembatan.
Kepala Desa Keritang, Nazarudin, Jumat (15/11/2018) Menyebutkan, wewenang ada di pihak Pemerintah Kabupaten dan pihak desa telah berkali-kali mengusulkan ke Kabupaten agar jembatan Jalai bisa di bangun sesuai fungsinya yang sangat vital dan hingga saat ini belum terealisasi.
Sementara Kepala Desa Terpilih Sekayan, Jumadi ketika dikomfirmasi tentang permasalahan Jembatan sangat mengapresiasi segala upaya untuk pembangunan Jembatan.
“Memang Jembatan Jalai bukan berada di wilayah Sekayan, tapi banyak murid-murid sekolah dari Desa Keritang bersekolah di Sekayan melintas jembatan tersebut. Kemudian sebagian petani dari Sekayan mejual hasil kebun harus melintas jembatan. Jadi kita berharap agar pihak berwenang segera membangun jembatan yang sangat vital ini,” ungkap Jumadi. (SQ1)