RADARSUMBAR- Tulang merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia, namun sebagian orang banyak yang kurang peduli dengan kesehatan tulang. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada tulang, yaitu kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun mengakibatkan tulang menjadi rapuh. Risiko tulang patah atau retak akan semakin besar karena tulang tidak mampu menopang berat badan.
Menurut WHO (2012), osteoporosis menempati peringkat kedua setelah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan dunia. Menurut data International Osteoporosis Fondation lebih dari 30% wanita didunia memiliki risiko tinggi mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Di Indonesia pada tahun diantara 100.000 ribu wanita penderita Osteoporosis dengan umur 60-84 1448 diantaranya berisiko mengalami patah tulang.
Kejadian Osteroporosis sendiri lebih sering terjadi pada wanita karena menopause dimana kadar estrogen yang menurun mempengaruhi proses penyerapan kalsium, namun bukan berarti laki-laki menjadi tidak waspada terhadap penyakit ini. Tindakan pencegahan harus dilakukan oleh wanita maupun laki-laki.
Banyak yang bilang osteoporosis merupakan penyakit orang dengan usia lanjut, ditambah lagi sering kali iklan kesehatan tulang yang menggunakan model lansia, yang membuat kita meyakini hal tersebut. Nyatanya usia muda tidak menutup kemungkinan anda untuk mengalami osteoporosis karena pola hidup tidak sehat. Kekurangan kalsium dalam tubuh merupakan faktor utama tulang menjadi keropos.
Namun banyak faktor pendukung lainnya diantaranya menopause pada wanita, berat badan yang tidak proporsional, kebiasaan merokok, minum alkohol, minuman bersoda serta minuman berkafein.
Pada masa awal penyakit osteoporosis tidak menimbulkan gejala-gejala khusus, karena hal ini banyak penderita osteoporosis didiagnosis setelah mengalami retak pada tulang akibat jatuh. Retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul,dan tulang belakang merupakan kasus yang sering terjadi pada penderita osteoporosis.
Untuk mencegah kejadian tersebut diagnosis dini tentunya sangat diperlukan. Pemeriksaan kadar mineral tulang bisa menjadi cara efektif untuk mengetahui seberapa besar potensi kita mengalami osteoporosis yang dapat dilakukan sejak usia 40 tahun, namun akan lebih baik jika melakukan pemeriksaan lebih awal.
Untuk melakukan pemeriksaan tentunya harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Jika hasil pemeriksaan kadar mineral tulang telah melebihi batas normal tentunya harus dilakukan pencegahan hingga pengobatan.
Sebenarnya usaha pencegahan tidak harus menunggu setelah melakukan pemeriksaan kadar mineral dalam tulang, karena faktor penyebab osteoporosis kebanyakan dari pola hidup yang kurang sehat, oleh karenanya kita dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.
Pemeriksaan berguna untuk mengetahui seberapa besar potensi kita untuk mengalami osteoporosis, jika berpotensi besar maka pencegahan yang lebih intensif harus dilakukan.
Mencegah terjadinya penyakit osteoporosis tentunya akan lebih baik daripada terlambat dan mengetahui kita telah mengalami osteoporosis. Kegiatan sehari-hari akan terganggu dengan keadaan tulang yang telah rapuh. Bukan hanya kegiatan yang akan terganggu ekonomi pun akan terganggu karena pengeluaran untuk pengobatan yang tentunya tidaklah murah.
Upaya pencegahan harus menjadi sebuah kesadaran bagi masyarakat sekarang yang hidup di era digital. Perkembangan dalam berbagai bidang yang semakin maju memberikan kita banyak kemudahan, sesuatu yang serba instan sering dilakukan oleh masyarakat saat ini. Selain berdampak baik hal yang instan juga memiliki sisi buruk contohnya saja makanan instan.
Akibatnya masyarakat banyak menjalani pola hidup yang tidak sehat. Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat merupakan sebuah pilihan yang sangat bagus sebagai infestasi kita pada kesehatan tulang dimasa depan.
Perbaikan pola hidup yang sehat tentunya harus segara dimulai sejak dini oleh setiap individu di masyarkat. Makan makanan yang berkalisum tinggi sangat diperlukan untuk menjaga tingkat kepadatan tulang kita.
Produk susu dan turunannya sering dikatakan sebagai sumber utama kalsium, namun bila memiliki alergi terhadap susu atau tidak suka susu, banyak makanan lain yang dapat dikonsumsi. Alternatif makanan selain susu diantaranya, bayam yang mengandung kalsium 267 mg/100 gramnya, buah jeruk yang mengandung 40 mg/100 gramnya, ikan sarden sebanyak 382 mg/100 gramnya, serta masih banyak makanan lainnya.
Selain itu dapat mengkonsumsi suplemen kalsium untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian, terutama orang yang berpotensi besar mengalami osteoporosis. Konsumsi suplemen sendiri tentunya harus memeperhatikan efek sampingnya maka dari itu perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan
dokter. Konsumsi alcohol, minuman bersoda, minuman berkafein, dan juga merokokok harus dikurangi hingga dihindarkan, demi tulang yang lebih sehat dan juga akan menghindari risiko penyakit lainnya. Selain itu melakukan aktivitas fisik juga merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk pencegahan osteoporosis.
Menurut WHO orang dewasa membutuhkan 150 menit aktivitas fisik sedang dan 75 menit aktivitas fisik berat dalam seminggu. Aktivitas fisik sedang dapat berupa berjalan cepat, naik tangga, serta menari, untuk aktivitas fisik berat dapat berupa jogging, naik gunung, main futsal dan berenang. Untuk orang dengan usia lanjut dan tidak memungkinkan menjalankan olahraga berat jalan kaki rutin setiap hari sangat dianjurkan untuk menjaga tulang tetap sehat. (SQ1)