RADARSUMBAR- Kekejaman Bahar Mario (25), tersangka pembunuh ayah kandungnya, Surono yang jasadnya dicor di musala rumahnya terungkap semua. Jauh sebelum pembunuhan keji ini terungkap, Bahar Mario pernah melakukan kejahatan yang membuatnya harus di penjara. Bahar Mario juga membuat siasat licik untuk mengkaburkan kejahatan yang dilakukan.
Pulang ke Rumah Cuma untuk Membunuh Ayahnya
Bahar Mario diketahui sudah berkeluarga tapi masih tinggal di rumah orangtuanya, diĀ Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember.
Suatu malam di bulan Maret 2019, Bahar pulang ke rumahnya sekitar pukul 23.00 Wib setelah bekerja di Bali.
Niatan jahat Bahar ini dipicu sakit hati kepada Surono yang hanya memberinya uang sedikit dari hasil penjualan kopi serta tudingan sang ayah berselingkuh dengan wanita lain.
Busani menyambut kepulangan anak keduanya itu. Tak lama setelah di rumah, Bahar mendatangi Surono yang sedang tidur di kamar depan rumah bagian barat.
Ketika Bahar datang, Busani tidur di kamar rumah sisi timur, sedangkan Surono ada di sisi barat.
Saat Surono tidur itulah, Bahar memukulnya memakai linggis. Wajah bagian kiri Surono mengalami luka parah, dan terjadi pendarahan hebat. Busani membantu sang anak, dengan mematikan lampu di depan rumah yang berada di dekat kamar Surono.
“Korban S juga memiliki riwayat sakit pernafasan. Luka berat ditambah riwayat penyakitnya itulah yang diduga menjadi penyebab kematian dia,” ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).
Surono tewas akibat pukulan linggis itu. Bahar bersama Busani kemudian menggotong mayat Surono ke belakang rumah itu.
Saat menggotong itu, Busani melepaskan gotongannya karena diduga tidak kuat. Akhirnya Bahar menyeret tubuh sang ayah ke bagian belakang rumahnya.
Ketika peristiwa itu terjadi, bagian belakang rumah belum menjadi dapur permanen seperti saat kasus itu terendus pada Minggu (3/11/2019).
Di belakang rumah hanya ada bangunan semi permanen, dan lahan kosong. Bahar menggali tanah di bangunan semi permanen itu. Dia pun memasukkan tubuh ayahnya ke liang itu.
Karena liangnya tidak begitu panjang, kaki Surono tertekuk dengan kepala ada di sisi barat. Dia menempatkan linggis di bawah jasad ayahnya. Surono terkubur bersama baju dan sarungnya. Setelah itu, Bahar menimbun tubuh ayahnya memakai semen yang telah dicampur air hingga lubang itu tertutup. (SQ1)
Bawa Lari Harta Surono
Setelah pembunuhan tengah malam itu, Bahar mengambil tas milik Surono.
Di tas itu, tersimpan uang tunai sebanyak Rp 6 juta. Uang itu diambil oleh Bahar.
Setelahnya, dia membonceng ibunya memakai sepeda motor CBR ke rumah neneknya.
CBR milik Surono ini belakangan dijual oleh Bahar seharga Rp 19 juta.
Setelah membunuh ayahnya, Bahar menitipkan ibunya ke rumah sang nenek, Misnatun, yang tidak jauh dari rumah Surono.
Kemudian, dia pulang ke rumah istrinya yang masih berada di Desa Sumbersalak.
Bahar masih menginap semalam di rumah istrinya. Keesokan harinya, dia kembali ke Bali.
Cor Lubang Pembuangan Surono
Polisi membongkar lantai musala di mana Surono dikuburkan di bawahnya.
Selang beberapa hari, Busani mengabari Bahar kalau lubang yang dibuatnya merenggang. Bahar kemudian meminta sang ibu kembali menguruk lubang penguburan Surono memakai semen dicampur air.
Beberapa hari kemudian, Bahar pulang. Dia pun kembali menutup lubang itu. Dia menguruknya memakai tanah, kemudian menutupnya memakai keramik.
Pemasangan keramik dilakukan sekaligus memperbaiki dapur itu. Dapur dibangun menjadi bangunan permanen. Lubang penguburan Surono diubah menjadi musala atau tempat shalat berkeramik hitam.
Dapur dibuat bergaya modern. Dapur itu juga bisa menampung sepeda motor.
Tidak ada yang curiga dengan peristiwa itu. Hingga akhirnya, kasus itu terungkap pada Minggu (3/11/2019). (SQ1)