Informasi yang diperoleh dari warga setempat, Weni Fitriya menyebutkan, kebakaran hebat yang terjadi sekitar pukul 11.30 Wib itu, menganguskan 4 buah rumah, satu diantaranya rumah gadang yang ditempati Asrahadi. Pemilik rumah ikut meninggal dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Rumah lain yang ikut menjadi arang adalah milik nenek Jphana (70), Tati (45) dan Usra (45). “Kebakaran diduga karena korsleting liatrik. Tetapi pastinya saya kurang tahu juga,” ucap Weny.
Camat Bukit Sundi Efyardi mengatakan, selain empat rumah, satu orang meninggal dunia adalah Asrahadi, guru SMK Tanjung Alai. ” Rumah gadang ini milik kaum Dt. Endah Kayo, Suku Sungai Napa, yang dihuni oleh Korban bersama Amra,” jelas Efryadi
Sedangkan rumah lain milik Usra dan Ewen Bandaro Kayo, kemudian Tati dan Isal Kawi serta rumah Johana. ” Ke empat rumah tersebut habis dilalap sijago merah. Tidak satupun barang yang bisa diselamatkan. Kerugian mungkin mencapai ratusan juta rupiah. Petugas sedang melakukan pendataan,” terang camat Bukit Sundi.
Dikatakan, api yang berkobar begitu menjalar dari satu rumah ke rumah yang lain, dapat dipadamkan sekitar satu jam dengan bantuan lima unit mobil kebakaran yang datang dari Kabupaten dan Kota Solok. Masyarakat sekitar ikut berjibaku menolong memadamkan api secara manual.
Pihaknya bersama forkompincam Bukit Sundi menyampaikan duka yang mendalam. Ia bersama pemerintah nagari Bukit Tandang terus melakukan koordinasi guna mencarikan solusi untuk penampungan sementara para keluarga korban kebakaran. ” Saat ini korban terbakar sudah dievakuasi dan dibawa ke RSU Solok guna kepentingan visum, sebelum dikebumikan,” jelasnya. (hartantol)