RADAR NEWS-PESISIR SELATAN-Warga Kampung Induring, Nagari IV Koto Hilia, Kecamatan Batangkapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) cemas akibat terus bertambahnya terban ruas jalan ke dalam arus sungai yang melintasi kampung itu.
Bila hal itu tidak cepat diantisipasi, maka ratusan jiwa yang mendiami kampung itu terancam terisolasi. Sebab setiap hari terbannya bertambah, terutama bila air sungai meluap akibat hujan.
Darman 56, warga Kampung Induring, mengatakan kepada Padang Ekspres kemarin (29/11), dia bersama warga lainnya di kampung itu berharap pemerintah melalui pihak terkait bisa segera melakukan langkah antisipasi agar ruas jalan yang terban ke dalam sungai itu tidak terus bertambah.
“Harapan ini kami sampaikan agar kami yang mendiami Kampung Induring tidak sampai terisolasi. Karena untuk bisa sampai ke Kampung Induring ini, kami hanya memiliki satu akses jalan,” katanya.
Disampaikannya, ruas jalan yang terancam putus akibat terban ke dalam aliran sungai itu memiliki banyak fungsi. “Saya katakan banyak fungsi, karena bila aksesnya terganggu akan membuat perekonomian masyarakat menjadi anjlok. Sebab kampung ini juga memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup besar di Kecamatan Batangkapas. Demikian juga terhadap kelancaran anak sekolah, dan akses masyarakat untuk menuju sarana kesehatan yang terdapat di luar kampung,” ucapnya.
Pantauan di lapangan terlihat badan jalan itu masih terlihat tergerus ke dalam aliran sungai. Bahkan kondisinya sudah semakin parah karena sudah lebih dari separuh badan jalan, dengan panjang mencapai 20 meter.
“Karena setiap hari badan jalan terus bertambah terban ke dalam sungai. Maka perlu upaya cepat untuk melakukan penanganan. Kami juga khawatir bila pengendara tidak hati-hati saat melintas, bisa tercebur ke dalam sungai. Sebab pada lokasi itu juga belum terpasang tanda peringatan bahaya,” timpal Rusli, 57, warga lainnya.
Terkait keluhan warga terhadap jalan terban itu, Wali Nagari IV Koto Hilia, Satria Darma Putra, ketika dihubungi kemarin (29/11) mengatakan, kejadian itu sebelumnya sudah pernah disampaikan kepada dinas terkait.
“Jalan terban ke dalam aliran sungai ini mulai terjadi sejak dua bulan lalu, dan sekarang sudah ada sekitar 20 meter panjang badan jalan sebelah kiri yang terkikis masuk sungai,” katanya.
Dia mengakui pihaknya memang belum menerima informasi kapan upaya perbaikan akan dilakukan. Sebab di kampung itu terdapat 50 Kepala Keluarga (KK) 225 jiwa yang berdomisili.
“Laporan itu saya sampaikan saat itu ke Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Sebab nagari tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penanganannya,” jelas Satria lagi.
Lebih jauh dijelaskan Satria, untuk lebih amannya agar ruas jalan itu tidak lagi terancam terban ke dalam sungai, maka perlu dilakukan normalisasi sungai.
“Melalui normalisasi sungai itu, maka tidak saja badan jalan yang aman nantinya, tapi juga membuat warga di kampung itu terbebas dari banjir. Saya katakan demikian, sebab aliran sungai yang melintas di kampung itu berbelok-belok dan juga ada pendangkalan di beberapa titik. Hal ini jelas membuat aliran sungai cepat meluap bila hujan deras terjadi di hulu sungai,” ucapnya.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Pessel, Syahriwan, ketika dihubungi kemarin (29/11) menjelaskan, kerusakan ruas jalan di Kampung Induring itu adalah akibat bencana banjir.
“Kita sudah mendapatkan laporan terkait jalan terban ke sungai di Kampung Induring itu. Karena terjadi akibat bencana alam, maka penanganannya melalui BPBD. Dari itu sebaiknya di hubungi saja BPBD untuk menanyakan sejauh mana upaya penanganan jalan itu,” katanya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pessel, Doni Gusrizal, ketika dihubungi kemarin (29/11) menjelaskan, pihaknya sudah survey ke lapangan Jumat (26/11) lalu bersama tim.
“Karena perlu penanganan dengan segera, maka kita mengusulkan pendanaannya melalui Belanja Tak Terduga (BTT). Pimpinan dalam hal ini bupati menyarankan supaya dilakukan dengan segera. Berdasarkan hal itu, sehingga kita bersama tim teknis yang terdapat di Dinas PUTR sedang melakukan pengurusan administrasi tanggap daruratnya,” kata Doni.
Dia menjelaskan, dari hitungan teknis di lapangan, diperkirakan biaya untuk penanganan ruas jalan itu sebesar Rp 180 juta.
“Tim kita pada Jumat lalu itu sudah mengukur dan mengecek ke lokasi, dan hari ini (kemarin red) kita langsung turun ke lapangan. Dari pengecekan yang kita lakukan, sungai tidak ada masalah karena berada pada jalur lurus. Namun yang perlu diperbaiki adalah bronjong yang lepas sepanjang 20 meter. Makanya bila RAB yang kita ajukan ini sudah disetujui tim teknis, maka besok (hari ini red), langsung kita kerjakan, dan ditargetkan tuntas dalam minggu ini. Ruas jalan yang terban itu akan kembali kita lakukan penimbunan setelah bronjong yang lepas itu diperbaiki,” jelasnya. ((H.ris)***