SAWAHLUNTO RADAR SUMBAR Untuk mempertajam pendeteksian terhadap adanya kemungkinan warga yang positif Covid – 19, usai melakukan SWAB test terhadap jajaran tenaga medis dan personel gabungan di posko perbatasan, Pemko Sawahlunto juga melaksanakan SWAB test dengan sampel masyarakat umum. Untuk masyarakat umum ini, dilakukan SWAB test terhadap sampel 1.000 orang lebih.
Hasil SWAB test pada sampel 1.000 orang lebih warga Sawahlunto tersebut, terdeteksi ada 2 orang berdomisili di Kecamatan Talawi yang positif Covid – 19. Kedua orang ini 1 orang berjenis kelamin perempuan berdomisili di Desa Talawi Hilir, kemudian 1 orang berjenis kelamin laki – laki berdomisili di Desa Sikalang.
Walikota Sawahlunto Deri Asta membenarkan bahwa memang sudah ada 2 orang berdomisili di Sawahlunto yang hasil SWAB testnya positif Covid – 19 itu. Disampaikan Walikota, usai menerima laporan hasil pemeriksaan sampel SWAB tersebut dari pihak laboratorium Unand dan Gugus Tugas Penanganan Covid – 19 Provinsi Sumbar, tim Posko Covid Sawahlunto langsung menjemput kedua warga ini untuk dibawa menjalani karantina di BDTBT Sungai Durian.
“Jadi kemaren malam (Sabtu 24 Mei 2020), kita ditelfon langsung oleh pak Gubernur, beliau menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan ada 2 warga Sawahlunto yang positif. Jadi sesuai SOP, maka yang positif ini kalau tidak mengalami sakit/gangguan kesehatan itu kita karantina selama 14 hari sampai nanti tergantung perkembangan kesehatannya. Makanya langsung kemaren malam itu tim posko kita bergerak menjemput,” jelas Walikota Deri Asta, saat dikonfirmasi pada Minggu 24 Mei 2020.
Pasca terdeteksinya 2 warga positif Covid – 19 ini, Walikota menyebutkan bahwa Pemko terkhusus Gugus Tugas Penanganan Covid – 19 segera bergerak memaksimalkan upaya tracking (pelacakan). Dengan langkah tracking ini menjadi langkah preventif (pencegahan) resiko penyebaran yang lebih luas.
“Kita langsung tracking saat ini, siapa – siapa saja masyarakat lain yang kontak fisik (bersentuhan) dengan 2 orang warga positif tadi, setidaknya dalam 2 minggu terakhir. Kita harap selain tracking dari petugas, juga dibantu kesadaran masyarakat, jadi kalau ada warga yang merasa pernah kontak fisik dengan 2 orang tadi, harap berinisiatif melapor pada puskesmas/rumah sakit ataupun Dusun/Desa/Lurah setempat,” ujar Walikota Deri Asta.
Nantinya, sesuai perkembangan dari hasil tracking akan dilakukan SWAB test bagi mereka yang sudah kontak fisik dengan warga positif Covid – 19 ini.
“Siapa yang nanti memang sudah melakukan kontak fisik dengan 2 orang tadi maka kita siap untuk memfasilitasi mereka melakukan SWAB test,” tutur Walikota Deri Asta.
Sementara, menanggapi perkembangan adanya warga desanya yang terdeteksi positif Covid – 19, Pemerintah Desa Sikalang telah mengambil kebijakan memberlakukan penutupan (lockdown) lokal. Langkah itu dilakukan untuk memaksimalkan upaya penyebaran Covid – 19 baik di dalam ataupun keluar desa tersebut.
“Untuk masyarakat lainnya, kita himbau tetap tenang. Memang betul ada yang terdeteksi, namun dari 1.000 orang lebih sebagai sampel hanya 2 orang yang ternyata positif. Tentu ini menjadi cambuk bagi kita untuk tidak lengah tidak lalai dalam menjaga kota kita ini, namun bukan dengan kepanikan kita bisa menjaga. Mari kita lebih menjalankan langkah – langkah pencegahan, ikuti himbauan pemerintah terkhusus dari jajaran medis,” himbau Walikota Deri Asta.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, Yasril menyampaikan bahwa dari hasil tracking awal untuk warga positif Covid – 19 di Desa Talawi Hilir yang sejauh ini paling minimal kontak fisik dengan orang lain. Ini disebabkan yang bersangkutan ternyata memang sudah sejak pulang dari Padang beberapa minggu yang lalu langsung melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
“Beliau ini, tinggal di kompleks perumahan. Namun ternyata sudah isolasi mandiri sejak pulang dari Padang. Satu – satunya yang sempat kontak dengan beliau itu adalah pedagang sayur keliling. Nah pedagang sayur keliling itu juga sudah melapor dan minta dikarantina, jadi tadi sudah kita bawa juga karantina ke BDTBT,” kata Yasril.
Sementara, suami dan 2 anak dari warga yang positif Covid – 19 di Desa Talawi Hilir itu hasil SWAB testnya negatif. Namun demikian, suami dan 2 anak tersebut saat ini sudah melakukan isolasi mandiri di rumahnya dengan pengawasan penuh dari Gugus Tugas bersama Pemerintahan Desa setempat.
Untuk warga yang positif Covid – 19 dari Desa Sikalang, saat ini juga sedang didalami tracking kontak fisik dengan siapa saja.
“Kemungkinan beliau yang di Sikalang ini terjangkit karena pernah bersentuhan dengan orang lain yang datang dari Padang atau daerah terjangkit (zona merah) lainnya. Sebab sampai sekarang kan virus Covid di Sawahlunto ini sifatnya impor ; artinya berasal dari daerah lain,” ungkap Yasril.
Saat dijemput tim posko kemaren malam, warga yang positif Covid – 19 itu tadi ternyata baru selesai melakukan rapat dengan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Sehingga seluruh peserta rapat itu kemudian ikut langsung ke karantina di BDTBT.
“Namun tadi siang setelah kita berikan penjelasan, peserta rapat yang lainnya ini akhirnya pulang untuk menjalankan isolasi mandiri di rumah saja,” ujar Yasril.
Mengenai SWAB test massal dengan sampel 1.000 orang lebih ini, dikatakan Yasril menjadi langkah nyata Pemko Sawahlunto untuk lebih dalam meneliti resiko adanya warga yang positif Covid – 19. Peralatan dan pemeriksaan hasil sampel ini dibantu oleh Laboratorium Unand.
“Tidak seluruh kabupaten/kota yang melakukan SWAB test ini, kalau ada juga belum ada yang berani langsung mencapai 1.000 lebih sampel seperti kita ini. Kita dengan dukungan penuh dari pimpinan pak Wako dan pak Wawako kemudian Alhamdulillah dibantu Laboratorium Unand ini kita lakukan untuk memetakan dan mengkaji bagaimana realita penyebaran virus Covid ini di Sawahlunto, kalau ada bagaimana pula strategi penanganan kita nanti,” kata Yasril.
Disebutkan Yasril, memang dengan jumlah sampel lebih dari seribu orang sangat beresiko mengakhiri status Sawahlunto sebagai daerah zona hijau/steril Covid – 19.
“Tapi kita memilih ; biarlah kita berubah status dari zona hijau. Namun kita sedari awal langsung tahu ada atau tidak, kalau ada di mana, kita tracking, kita perjuangkan pencegahan agar tidak menyebar lebih luas. Hal ini jauh lebih efektif daripada kita hanya menunggu kalau ada yang demam atau gangguan kesehatan lainnya melapor ke Puskesmas/Rumah Sakit,” jelas Yasril.
Dengan rasio perbandingan, dari 1.000 lebih sampel hanya 2 yang terdeteksi positif, juga menjadi kesempatan bahwa Sawahlunto punya waktu untuk lebih mengoptimalkan langkah pencegahan dan penyebaran.
“Kita perjuangkan semaksimal mungkin untuk tracking, kemudian dari sisi lainnya untuk pencegahan bersama masyarakat kita perkuat dengan menjaga jarak dan kontak fisik, mencuci tangan dengan sabun, pakai masker dan langkah – langkah lainnya,” pungkas Yasril (Djarizalcan)