RADAR NEWS PESISIR SELATAN -Aktifitas proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan, dan guru salah satu pemegang utama di dalam menggerakkan kemajuan dan perkembangan pendidikan. Tugas utama seseorang guru ialah mendidik, mengajar, membimbing, melatih. Oleh sebab itulah tanggung jawab keberhasilan pembelajaran berada di pundak guru.
Guru meruakan juru mudi sebuah kapal, kemana arah dan haluan kapal dihadapkan, bila juru mudi pandai dan terampil, maka kapal akan berlayar selamat ditujuan, gelombang dan ombak sebesar apapun dapat dilaluinya dengan tenang dan tanggungjawab. Oleh sebab itu, untuk menjadi seorang juru mudi profesional melalui proses pendidikan, latihan khusus serta memiliki keahlian khusus.
Demikian pula halnya seorang guru, agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat, maka diperlukan guru yang memahami dan menghayati profesinya secara holistik, tentunya guru hrs memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga membuat proses pembelajaran aktif, guru hrs mampu menciptakan suasana pembelajaran inovatif, kreatif. Untuk menjadi guru profesional, seorang guru memerlukan pendidikan, pelatihan dan pendidikan khusus.
Perubahan peran guru, tadinya sebagai pengajar dan berubah peran menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan anak didik sebagai mitra dalam mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan.
Tanggungjawab seorang guru menyebabkan tugas guru harus memerlukan keahlian kusus, untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan semuag orang diluar bidang pendidikan, sehingga profesi guru paling mudah terkena pengaruh. Jika sekali guru berbuat salah maka akan berdampak terhadap dunia pendidikan, demikian pula sekali guru salah mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, maka akan berdampak dan berimbas kepada satu generasi.
Guru dalam melaksanakan tugas profesinya dihadapkan pada berbagai pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan belajar apa yang paling sesuai, metode penyajian bagaimana yang paling efektif, alat bantu apa yang paling cocok, langkah-langkah apa yang paling efisien, sumber belajar mana yang paling lengkap, system evaluasi apa yang paling tepat, dan sebagainya.
Guru sebagai pelaksana tugas otonom pembelajaran, guru diberikan keleluasaan untuk mengelola pembelajaran, apa yang harus dikerjakan oleh guru, dan guru harus dapat menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang tercapainya tujuan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pengambil keputusan.
Guru sebagai pihak yang berkepentingan secara operasional dan mental harus dipersiapkan dan ditingkatkan profesionalnya, karena hanya dengan demikian kinerja mereka dapat efektif, Apabila kinerja guru efektif maka tujuan pendidikan akan tercapai. Yang dimaksud dengan profesionalisme disini adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan pengajaran dan keterampilan guru merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.
Mengingat pentingnya prfesionalisme guru dalam pencapaian tujuan pendidikan utamanya pada skala tingkat institusional, maka perluadanya pelatihan dan profesionalisme guru, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang bisa dijadikan masukan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar sampai menengah baik negeri maupun swasta.
Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru Upaya tersebut antara lain direalisasikan melalui berbagai macam pelatihan. Hasil penelitian yang mengkaji tentang prfesionalisme guru seperti dilakukan oleh Tomajahu, menunjukkan adanya perbedaan kemampuan kompetisi mengajar guru yang sering mengikuti pelatihan dengan yang jarang mendapatkan pelatihan, ada hubungan pengalaman kerja guru dengan kompetensinya.
Motivasi lain yang mendorong perlunya dilakukan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan, karena informasi diperoleh bahwa masih banyak daerah-daerah yang belum menjadikan pendidikan dan pelatihan terhadap guru sebagai sesuatu kebutuhan mendasar. Bahkan masih ada kita mendengar guru-guru yang belum pernah sekalipun mengikuti pendidikan dan pelatihan terutama guru-guru yang bertugas di daerah marjinal atau terpencil.
Perlu dilakukan studi atau kajian apakah ada hubungan antara pelatihan dan profesionalisme guru dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru di depan, dan diluar kelas. Kalau ada hubungan, maka perlu terus digalakkan program pendidikan dan pelatihan ini. Salah satu aspek untuk mengetahui gambaran peningkatan profesinalisme guru adalah tercapainya kepuasan kerja guru yang ditandai dengan optimalisasi kerja para guru, guru merasakan kegairahan, guru dituntut kesungguhan dan kebahagiaan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab yang diembannya.(BINTANG)